This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Opini] hikmah poligami nabi muhammad

hikmah poligami nabi muhammad2ndgirls.blogspot.com - Menyusuri Hikmah Poligami Nabi

Kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki 9 istri. Angka yg fantastis bagi orang-orang masa kini. Tak heran jika para Orientalis menuduh bahwa Nabi adlh pemuja syahwat. Tuduhan yg tentu saja berdasarkan kebencian. Sebenarnya apa misi Nabi menikahi istri-istri beliau tersebut?



Dari dulu sampai sekarang tak henti-hentinya musuh Allah ingin memadamkan cahaya islam. Mereka melakukan segala cara agar tujuannya tercapai. Mulai dari menyakiti Rasulullah SAW, sampai menuduh Rasulullah SAW tukang sihir. Akhir-akhir ini, Orentalis dan orang-orang Barat mengatkan Muhammad pemuja Syahwat. Mereka menganggap poligami Nabi adlh buktinya. Ada dua poin yg mereka tak pahami. Dua poin ni adlh bukti bahwa Nabi bukan pemuja syahwat. Yang pertama, Rasulullah SAW menikahi banyak istri ( berpoligami ) setelah berumur senja, 50 tahun. Sebelumnnya Rasulullah SAW menikahi Sayidinah Khadijah. Yang kedua, semua istri Nabi sudah janda, kecuali Sayidah Aisyah. Dengan demikian, tak mungkin Nabi menikahi banyak istri karena mengikuti syahwatnya. Andaikata beliau menikah karena syahwat, pasti beliau menikah sejak muda dan memilih yg perawan, bukan janda. Tapi terbukti, Rasulullah SAW memperbanyak istri ketika berumur senja dan istrinya pun sudah janda. Lalu untk apa Rasulullah SAW menikahi banyak istri? Dari kitab Syaikh Muhammad Ali as-Shabuni dlm kitabnya, Syubhaat wa Abaatil Haula ta’adudi Zaaujatir-Rasuul mengatakan ada 4 hikmah di balik menikahnya Rasulullah SAW. Yang pertama Ta’limiyah (mengajar agama). Hikmah ni merupakan hikmah terpokok. Jadi, Rasulullah SAW beristri banyak untk mencetak para guru bagi para wanita. Beliau ingin merekan mengajarkan apa yg mereka tahu tentang Rasulullah SAW mulai perkataan, pekerjaan dan pengakuan beliau ( taqrir ). Sebab orang yg paling tahu tentang Rasulullah adlh istri beliau, apa lagi ketika berada di rumah. Misalnya, bagaimana Rasulullah SAW tidur. Semakin banyak guru, tentu lebih baik. Yang kedua, Tasyri’iyah ( menyarikatkan ) dgn menikahi seorang perempuan, Rasulullah ingin menyari’atkan suatu syari’at. Misalnya ketika menikahi Zainab binti Jahsyi. Tujuannya untk menghapus tradisi pengangkatan anak. Awalnya Zainab adlh istri Zaid bin Haritsah yg telah diangkat sebagai putra Rasulullah SAW. Tak selang beberapa lama, karena Zainab tak menyukai Zaid, akhirnya mereka bercerai. Setelah bercerai, Allah memerintah Rasulullah untk menikahi Zainab. Namun, Rasulullah SAW takut ada cemoohan dari orang munafiq bahwa beliau menikahi istri anaknya, maka Allah SWT menegur Rasulullah SAW dgn wahyu, Dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yg lebih berhak kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dgn dia supaya tak ada keberatan bagi orang mukmin untk (mengawini) isteri-isteri anak-anak ankat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya Dan adlh ketetapan Allah itu pasti terjadi (al-Ahzab; 37). Dengan ayat ini, terhapuslah tradisi pengangkatan anak. Yang ketiga, Ijtima’iy (sosial). Hikmak ni tampak Rasulullah SAW menikahi Aisyah, putri Abu Bakar as-Siddiq Radiyallahu ‘anh. Dan Hafshah putri Umar al-Faruq Radiyallahu ‘anh. Abu Bakar adlh sahabat paling Rasulullah SAW cintai, sedangkan Umar adlh pendekar yg menjayakan islam. Mereka begitu dekat dan mencitai Rasulullah SAW. Agar kecintaan semakin erat, maka Rasulullah SAW menikahi putri mereka. Tentu mereka sangat bahagia memiliki menantu Rasulullah SAW. Begitu jg ketika Rasulullah menikahi putrinya pd Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Tali mereka semakin erat dgn Rasulullah SAW. Bukan hanya itu, pernikahan Rasulullah SAW dgn istri-istri yg lain-pun mempererat hubungan antara suku Quraisy. Yang keempat, Siyasiyah (politik). Kadang Rasulullah SAW menikah sebagai taktik agar orang-orang masuk Islam. Beliau ingin menaklukkan hati mereka sehingga mereka dan golongannya bergabung dgn beliau. Misalnya, ketika Rasulullah menikahi Sayidinah Juwariyah binti al-Harits, putri pemimpin Bani Mustaliq. Dia ditawan bersama keluarganya. Kemudian dia datang kepada Rasulullah SAW untk menebus dirinya. Lalu Rasulullah menawarkan agar Rasulullah saja yg menebusnya. Lalu Rasulullah SAW menawarkan akan menikahinya. Juwariyah pun mengiyakan. Kemudian Muslimin memerdekakan keluarga Juwariyah. Setelah Bani Mustaliq mengetahui berita itu, mereka semua masuk Islam. Lalu bagaimana dgn orang sekarang? Mereka yg mengaku berpoligami untk mengikuti Nabi? Wallahu al’lamu bisshawab.
Oleh Saifuddin Syadiri

source : http://wikipedia.org, http://lintas.me

0 Response to "[Opini] hikmah poligami nabi muhammad"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *