This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Inspiratif] "Tolong Izinkan Saya Berzina dengan Anak Bapak"

"Tolong Izinkan Saya Berzina dengan Anak Bapak"

2ndgirls.blogspot.com - "Tolong Izinkan Saya Berzina dgn Anak Bapak" Artikel Yang Frontal Tapi Syarat Akan MaknaKisah Atau Realita Yang Sering Terjadi sekitar kitaSuatu hari sepasang muda-mudi akan pergi untukberjalan-jalan. Setibanya pemuda di rumah orang tua sang gadis untk menjemputnya.

Gadis: Masuk dulu ya, bertemu sama ayah
Pemuda : Boleh kah?
Gadis: Masuk saja, saya bersiap-siap dulu.
Masuklah sang pemuda melalui pintu utama. Pintu yg siap terbuka mengelu-elukan kedatangan si pemuda.Pemuda : Assalamualaikum.
Ayah Gadis : waalaikumussalam! Mendengar lantangnya suara Ayah si gadis, si pemuda kaku membatu. Lantas si gadis menyadarkan pemuda dari lamunan itu. Entah apa yg dipikirkannya. Gadis : Mari, silahkan duduk Pemuda : eh.,iyaa Setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan, duduklah si Pemuda di kursi yg hampir menghadap Ayah si gadis. Hanya koran yg menjadi ‘sitroh’ antara mereka. Ayah Gadis : hendak jalan kemana hari ini? Pemuda : ke Kota saja Pak, dia mau mencari barang katanya. entah barang apa saya tak tahu. Ayah Gadis : oh.. Pemuda : . . .

Hampir 5 menit suasana senyap tanpa suara. Dan ibu si gadis keluar dari ruang belakang membawa air dan kue kering. Si Pemuda pun tersenyum manis.

Ibu Gadis : Silahkan diminum dulu nak. Kamu sudah sarapan? Pemuda : eh, Sudah Bu. Terima kasih. Ibu Gadis : kamu ni malu-malu segala dgn kami. Pemuda : saya hanya segan Bu. Hehe Ayah Gadis : kapan kamu mau mengirim rombongan (lamaran)? Ibu Gadis : eh, ayah ini? Pemuda : hmm. Saya belum memiliki banyak uang Pak. Hehe Ayah Gadis : kamu bawa anak kami kesana-kemari. Apa orang kata nanti? Pemuda: (sebenarnya Malu dgn orang lain, serta malu dgn Allah). Setiap kami pergi kami selalu naik mobil Pak, tak pernah berdekatan apalagi sampai bergandeng tangan. Oh iya, bisa saya tanya sedikit Pak? Ayah Gadis : tentu saja, silahkan! Pemuda : bapak dan ibu ingin saya menyediakan uang berapa untk lamaran ini? Ibu Gadis : kalau bisa Rp.20.000.000,- Ayah Gadis : ehh, tapi kalau bisa lebih besar dari orang sebelah yg naksir jg sama gadis. Pemuda : Maaf, Berapa itu Bu? Ayah Gadis : Rp.40.000.000,- syukur-syukur bisa lebih Pemuda : (Ya Allah, whhooa.. Rp.40.000.000,- darimana saya dpt uang sebanyak itu, aduh) Besar sekali Pak, apakah tak bisa lebih sedikit, kita buat acara sederhana saja. Cukup mengudang keluarga, saudara dan tetangga dekat? Ayah Gadis : itu nasib kamu nak, kamu yg akan menikahi anak kami. Lagipula dialah satu-satunya anak perempuan kami.

Si Pemuda pun hampir hilang akal ketika disebutkan ‘harga’ si gadis itu. Dan si Pemuda mencoba kembali berdiskusi dgn orang tua gadis pujaan hatinya.

Pemuda : Boleh saya bertanya lagi, apakah anak bapak pandai memasak? Ayah Gadis : hmm,.boro-boro. Bangun tidur saja jam 10 lebih, bukan bangun pagi lagi itu. Habis bangun terus langsung makan siang. Ibu Gadis : Apa sih ayahnya ini, anaknya mau dijadikan istri, dia malah cerita yg jelek-jelek. Ayah Gadis : Ibunya pun sama suka terlambat bangun juga. Ibu Gadis : ih ayah ini! Pemuda: (bengong) Ehh.. iya cukup pak, sekarang saya sudah tau. Kalau boleh bertanya lagi, bisa kah dia membaca Qur’an? Ibu Gadis: bisa sedikit-sedikit kok Pemuda : belajar dgn maknanya? Ibu Gadis : mungkin. Pemuda : hmm. Ibu Gadis : kenapa? Pemuda : Oh, tak apa apa bu. Pertanyaan terakhir, apakah dia rajin sholat? Ayah Gadis : Apa maksud kamu tanya semua ni !? Dia kan dekat dgn kamu. Harusnya kamu jg tahu. Pemuda : Setiap sedang diluar dan saya ajak sholat, dia selalu bilang sedang datang bulan. Sedikit sedikit datang bulan. Saya jadi bingung, sebenarnya dia bisa sholat tidak. Ayah dan Ibunya begitu kaget. Dan pd wajahnya begitu kemerahan menahan amarah. Pemuda : Boleh saya sambung lagi. Dia tak bisa masak, tak bisa sholat, tak bisa mengaji, tak bisa menutup aurat dgn baik. Sebelum dia menjadi istri saya, dosa-dosanya jg akan menjadi dosa bapak dan ibu. Lagipula tak pantas rasanya dia dihargai Rp.40.000.000,-. Kecuali dia hafidz Qur’an 30 juz dlm kepala, pandai menjaga aurat, diri, dan batasan-batasan agamanya. Barulah dgn mahar Rp.100.000.000,pun saya usahakan untk membayar.
Tapi jika segala sesuatunya tak harus dibayar mahal mengapa harus dipaksakan untk dibayar mahal ? Seperti halnya mahar. Sebab sebaik-baik pernikahan adlh serendah-rendah mahar. Mata ayah si gadis direnung tajam oleh mata ibu si gadis. Keduanya diam tanpa suara.

Sekarang ketiganya menundukkan kepala. Memang sebagian adat menjadikan anak perempuan untk dijadikan objek pemuas hati menunjukkan kekayaan dan bermegah-megah dgn apa yg ada, terutama pd pernikahan. Adat budaya mengalahkan masalah agama. Para orang tua membiarkan bahkan menginginkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di muka umum. Sedangkan pd saat akad telah dilafadz oleh suami, segala dosa anak perempuan sudah mulai ditanggung oleh si suami.
Ayah Gadis : tapi kan, ayah hanya ingin anak ayah merasakan sedikit kemewahan. Hal seperti tu kan hanya terjadi sekali seumur hidup. Pemuda : Bapak ingin anak bapak merasakan kemewahan? Ibu Gadis : tentulah kami berdua pun turut gembira. Pemuda : sungguh demikian ? boleh saya sambung lagi? bapak, ibu.. saya bukanlah siapa siapa. Sekarang dosa anak Bapak, Bapak jg yg tanggung. Esok lusa setelah akad nikah terus dosa dia saya yg tanggung.
Belum lagi pasti bapak dan ibu ingin kami bersanding lama di pelaminan yg megah, anak Ibu dirias dgn riasan secantik-cantik­nya dgn make up dan baju paling mahal, di hadapan ratusan undangan agar kami terlihat mewah pula. Salain tiap mata yg memandang kami akan mendapat dosa. Apakah begitu penting hal tersebut jika dlm kehidupan sehari-hari kita malah berusaha untk hidup sesederhana mungkin tanpa berlebih-lebihan. Ibu si gadis segera mengambil langkah mudah dgn menarik diri dari pembicaraan itu. Si ibu tahu, si pemuda berbicara menggunakan fakta islam. Dan tak mungkin ibu si gadis dpt melawan kata si pemuda itu.
Ayah Gadis : Kamu mau berbicara mengajari masalah agama di depan kami? Pemuda : ehh. maaf pak. Bukan saya hendak berbicara / mengajari masalah agama. Tapi itulah hakikat. Terkadang kita terlalu memandang pd adat sampai lupa agama. Ayah Gadis : sudah lah. Kamu sediakan Rp.40.000.000,- kemudian kita bicarakan lebih lanjut. Kalau tak ada, kamu tak bisa kimpoi dgn anak ku! Pemuda : Semakin lama lah hal itu. Mungkin di umur saya 30 / lebih, saya baru bisa mengumpulkan uang tersebut dan bisa masuk meminang anak bapak. Baiklah, .kalau memang bapak berharap tetap demikian, maka ’izinkan saya berzina dgn anak bapak’? Ayah Gadis : hei! Kamu sudah berlebihan!, kamu jaga baik-baik omongan kamu itu. Pemuda : dengar dulu penjelasan saya pak. Apa bapak tahu alas an orang berzina dan banyak orang memiliki anak di luar nikah? Sebab salah satunya hal seperti ni lah pak. Selalu saja orang tua perempuan menempatkan puluhan juta rupiah untk mahar, harus menunggu si pria mempunyai pekerjaan dgn gaji begitu tinggi, sampai pihak pria terpaksa menunda keinginan untk menikah. Tetapi cinta dan nafsu kalau tak diwadahi dgn baik, setan yg jadi pihak ketiga untk menyesatkan manusia. Terlebih di zaman seperti ni yg cobaan dan kondisinya tak seperti zaman bapak dan ibu dulu. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas memuaskan nafsu serakah dgn berzina. Pertama memang hal yg ringan-ringan dulu pak, pegang-pegangan tangan, saling memeluk, dan sebagainya. Tapi semakin lama akan menjadi hal berat. Yang berat-berat itu bapak sendiri pun bisa membayangkan. Ayah Gadis : lantas apa kaitan kamu dgn hendak berzina pula !? Pemuda : Begini logikanya. Sepertinya yg terjadi dgn anak-anak lainnya. Bapak tak memberi izin kami menikah sekarang, biar ada berpuluh juta uang dulu baru bisa menikah. Kami hendak melepaskan nafsu bagaimana pak? tiap harinya kami mengenal lebih dekat dan semakin dewasa. Dia meminta saya menengoknya, semakin cinta saling melepas rasa rindu. Susah pak, itu Nafsu yg diberikan kepada manusia. Sebab itu saya dgn rendah hati meminta izin pd bapak untk berzina dgn anak bapak. Terlepas apakah yg penting bapak tahu saya dan dia hendak berzina. Sebab rata-rata orang yg berzina itu orang tua tak tau pak, tidak. Kelihatannya pemuda -pemudi zaman sekarang biasa-biasa saja padahal sebenarnya sudah pernah bahkan sering berzina. Ironisnya banyak orang menganggap hal itu tak tabu lagi. Berzina bukan saja hal yg ehem-ehem saja. Ada zina-zina ringan, zina mata, zina lidah, zina telinga dll. Tapi sebab hal ringan itu lah yg akan menjadi berat. Ayah Gadis : hmm. Kamu ni begitu pelik dan memperumit saja. Beruntung kamu bukan orang lain. Kalau orang lain, sudah dari tadi saya angkat parang. Begini nak, Tapi kalau tak ada uang, bagaimana kamu akan memberi dia makan?? Pemuda : hehe. Bapak. lupakah Bapak dgn apa yg telah Allah pesankan pd kita.
Dan menikahlah orang-orang bujang (pria dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yg sholeh dari hamba-hamba kamu, pria dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka. sesungguhnya karunia Allah Maha luas (rahmat dan karunianya), lagi Maha Mengetahui. (An Nur 32).
Apakah kita tak yakin dgn apa yg Allah janjikan. Bapak dan Ibu jg pernah lah menjadi muda. Masalah datangnya harta, selagi kita terus berusaha itu adlh Rahmat-Nya yg sudah ditakdirkan pd tiap-tiap hamba-Nya. Lagipula pak, kalau makan dan minum itu Insya Allah, saya sanggup untk memberikannya. Tempat tinggal bisa kita bicarakan lagi. Kalau hal ni bisa menghalangi kami dari melakukan dosa dan sia-sia. Apakah tak lebih baik disegerakan. Bapak pun tak mau hal-hal tak tak diinginkan terjadi.
Bapak si Gadis Diam tanpa kata, merenung kata - kata si pemuda, berusaha memikirkan cara untk mematahkan kata-kata si Pemuda. Dan ayah si gadis mendapat akal. Ayah Gadis : kamu tahu lah zaman sekarang ni. Kalau mengikuti cara kamu itu. Mungkin kamu tak suka dgn acara persandingan yg mewah, Bapak bisa terima. Tapi kamu apa bisa menerima apa yg akan orang-orang katakan. Orang akan mengatakan anak aku ‘kecelakaan’ dan terpaksa menikah dgn kamu. Mau ditaruh dimana muka ini. Pemuda : bagus jg pikiran bapak itu. Kalau ‘kecelakaan’ mana mau saya menikahi anak bapak. Karena akan selamanya menjadi haram, orang yg zina tak akan pernah menjadi halal sekalipun dgn pernikahan. Kalau bapak memaksa ya sudah. Bisa ikut nikah masal kan bagus jg bisa berhemat tapi tetap ramai. Ayah Gadis : serius lah nak! Pemuda : begini pak, sekali lagi rasanya tak perlu membayar puluhan juta dan mahar yg berlebihan sehingga memaksa diluar kemampuan. Tapi saya tak mengatakan tak ada walimatul urus. Sedang walimatul urus itu tetap perlu dan disesuaikan dgn kemampuan. itu cara islam. Saya bukan hendak macam-macam dgn bapak. Syariat memang seperti itu. Maha baiknya Allah sebab masih menjaga kita selama ini, tapi hal sepele seperti ni pun kita masih memandang ringan dan kita tak percaya dgn apa yg telah Allah janjikan. Saya benar-benar minta maaf kalau ada kata-kata saya yg membuat bapak tak senag terhadap saya. Tidak jg bermaksud tak takdzim dgn bapak dan ibu. Segalanya kita serahkan pd Allah, kita hanya bisa merencanakan saja.
Azan dzuhur berkumandang, jaraknya tak sampai 10 rumah dgn rumah si gadis. Si pemuda memohon untk ke surau dan mengajak bapak si untk pergi bersama. Tapi ajakan ditolak dgn lembut. Lantas sang pemuda memberi salam dan memohon untk keluar. Di pinggir jendela tua si gadis melihat si pemuda mengeluarkan kopiah dari sakunya dan segera di pakainya. Lalu masuk mobil dan hilang dari penglihatan si gadis tadi.
Sedang si gadis yg sedari tadi berdiri di balik tirai bersama ibunya meneteskan air mata mendengar curahan kata-kata si pemuda terhadap ayahnya. Kerudung lebar pemberian si pemuda sebagai hadiah padanya yg lalu digenggam erat. Ibu si gadis jg meneteskan air mata melihat pd perilaku anaknya. Segera ibu dan si gadis ke ruang tamu menghadap ayahnya.
Ibu Gadis : Apa yg anak itu katakan benar. Kita ni tak pernah memperhatikan syariat-syariat ringan agama selama ini. Terlalu melihat dunia, adat dan apa kata orang. Padahal mereka tak pernah jg peduli pd kita.
Ayah Gadis : hmm.. entahlah, ayah tak tahu. Begitu keras yg anak itu katakan tadi. Dia berpesan tadi, kamu suruh bersiap, lalu setelah dzuhur dia jemput kamu. Gadis : sudah tak ada semangat untk pergi ayah. Kemudian si gadis menggapai telepon genggamnya dan mengetik pesan.
Si Pemuda yg selesai mengambil wudhu tersenyum saat membaca pesan yg baru saja diterima dari si gadis,
Andai Allah telah memilih dirimu untukku, aku ridho dan akan terus bersama mu, apapun yg ada pd dirimu dan yg kamu miliki, aku jg akan terus pd agama yg ada padamu. Siang ni ga ada mood untk keluar, maaf. Minggu depan ayah menyuruh kirim rombongan (lamaran) untk ke rumah. *

Terkadang kisah seperti diatas masih saja sering terjadi. Wahai kalian pemuda dan pemudi yg dirahmati Allah, jika kalian merasa telah mampu dan yakin untk menikah. maka segerakanlah. Sungguh- sungguh merugi orang yg menunda-nunda terhadap rahmatnya Allah.

other source : http://9trendingtopic.blogspot.com, http://google.com, http://okezone.com

0 Response to "[Inspiratif] "Tolong Izinkan Saya Berzina dengan Anak Bapak""

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *