This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Haji] Kenapa Harus Mengucapkan "Insyaallah" ???

2ndgirls.blogspot.com - Terkadang banyak dari kita secara tak sengaja ketika memberikan jawaban untk melaksanakan sesuatu / ketika diminta menghadiri undangan mengucapkan Ya, tanpa kata mengucapkan "Insyaallah". Padahal hanya Allah lah sang pencipta skenario atas segala sesuatu yg terjadi di dunia ini.

Sahabat, Ketika rencana sudah disusun matang dgn sederet agenda, seorang mukmin kemudian menyerahkan kepada Allah tentang realisasi dari rencana yg sudah disusun. Kita tak pernah bisa memastikan, apakah seluruh rencana bisa terlaksana sesuai gambaran dan perencanaan kita, karena kita meyakini semua tak terlepas dari daya, kekuatan dan takdir Allah SWT.

Kenapa Harus Mengucapkan "Insyaallah" ???
Kenapa Harus "Insyaallah" ???

Itu sebabnya, saat kita berjanji dgn seseorang tentang sesuatu hal yg secara perhitungan ikhtiari manusia sudah kita sanggupi, kita tetap harus mengucapkan kalimat insya Allah, jika Allah menghendaki. Ungkapan ni sekaligus menunjukkan kesadaran mukmin bahwa hakikatnya kita lemah, kita tak berdaya, kita selalu membutuhkan pertolongan dan kekuatan dari Allah SWT. Seringkali perencanaan yg sudah kita buat, di luar perkiraan dan perhitungan manusia, kemudian berubah total. Ketika hal ni terjadi, patut bagi seorang mukmin untk menyadari bahwa, kewajiban kita adlh berikhtiar, merencanakan dan mempersiapkan, dan hal itu yg akan dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Beberapa pengalaman menyadarkan kita tentang hakikat tersebut.

Suatu kali, jauh-jauh hari saya sudah menyanggupi untk memberikan taushiyah pernikahan. Teman yg sekaligus guru saya, akan menikahkan anaknya. Tibalah hari yg dinanti, hari di mana acara syukuran pranikah akan di gelar di kediaman beliau. Kira-kira jam 9.30 saya berangkat menuju tempat acara yg disetting mulai jam 10.cc. Di tengah jalan ditelepon oleh tetangga persis depan rumah kami. Suara dari seberang telepon terdengar tangisan yg sangat memilukan, memelas dan meminta tolong, Ummi... ummi... (panggilan akrab tetangga kepada saya) tolong mi, tolong, suami saya pingsan, demikian kurang lebih suara yg terdengar. Tanpa berpikir panjang saya langsung tancap gas kendaraan, dan memutar arah balik menunda perjalanan.

Sampai di rumah tetangga, beberapa orang mengerubungi sambil menangis menyaksikan pemandangan, seorang ayah yg beberapa menit lalu segar bugar sedang melayani pembeli, kini sudah dlm keadaan pingsan dan kaku. Setelah sempat berdoa sejenak sambil mengusap kepala si sakit, langsung saya raih kunci mobil dan menawarkannya untk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Pukul 10:15 sampai di rumah sakit, masuk UGD, ditangani dokter jaga, baru kita bantu mengurus administrasi, dan sampai beberapa waktu di rumah sakit, ternyata tetangga terus dlm keadaan koma, dan harus masuk ICU setelah sempat di scan. Saya sudah tak teringat kembali punya janji memberikan taushiyah, orang-orang sudah berkumpul di tempat acara menunggu kehadiran saya, sampai akhirnya saya memutuskan dan meminta maaf terpaksa tak bisa memberikan taushiyah, karena waktu yg sudah cukup siang, tak efektif untk saya kejar, dan kondisi di rumah sakit terkait pasien dan keluarganya yg belum memungkinkan untk saya tinggal.

Entah apa yg dirasakan oleh teman sekaligus guru saya, yg jelas saya meminta maaf yg sebesar-besarnya atas kejadian yg tak pernah terduga ini, dan saya yakin telah mengambil sikap yg tepat, dlm kondisi darurat semacam ini. Hanya istighfar yg terus dilantunkan. Malam hari menjelang Isya, ternyata kabar duka itu datang, tetangga baik tersebut telah dipanggil oleh Allah Yang Maha Kuasa. Inna lillahi wa Inna ilahi raaji’un. Sesungguhnya kita semua milik Allah, dan kita semua akan kembali kepada Allah SWT.

Banyak hikmah dari kisah nyata ni yg bisa kita petik:

1. Kuasa Allah-lah pd akhirnya yg mengeksekusi perencanaan-perencanaan yg telah kita susun, maka, jangan pernah lupa untk berucap Insya Allah.

2. Umur manusia adlh rahasia Allah, ni salah satu yg terungkap dari lisan ibunda kami, umur memang rahasia Allah, dia jauh lebih muda dari ibu, tapi Allah menghendaki memanggil dia duluan.

3, Tolong menolong dan berbuat baik kepada tetangga adlh sesuatu yg niscaya, dan menjadi bukti keimanan seseorang. Bahkan malaikat Jibril berwasiat berkali-kali kepada Rasulullah, memerintahkan untk selalu berbuat baik kepada tetangga, sampai Rasul sempat berprasangka bahwa tetangga akan berhak mendapatkan waris.

Wallahu a’lam bishawwab.


Sumber: Dakwatuna.Com

0 Response to "[Haji] Kenapa Harus Mengucapkan "Insyaallah" ???"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *