This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

Cerita Seks Nyaris Sempurna Tubuh Tifa yang Imut - Cerita Sex

2ndgirls.blogspot.com - Cerita Seks Nyaris Sempurna Tubuh Tifa yg imut - Teman teman sering memanggilku dgn kata berto pd umumnya nama itu biasanya dipakai pd orang yg bertato tapi gak tau teman teman suka panggil itu mungkin karena mudah diingat dan familiyar, aku berusia 26 tahun gilanya lagi diumur segitu aku masih minim pengetahuan tentang apa namanya cinta. Cerita Seks Nyaris Sempurna Tubuh Tifa yg imut Sekarang aku sudah bekerja dari 4 bulan kemarin perusahaan di bidang jasa jarak antara kantor 6 km dari tempat tinggalku, aku masih menumpang di rumah om ku namnya om Rudy dia adlh akepala sekolah di SMK yg terkenal di kota kami, sedangkan istrinya bekerja sebagai perawat di RS swasta. Dan anaknya ngekost di kota lain karena tak mau kuliah di kota yg ditinggalinya. Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante Aku hanya tinggal bertiga dgn seorang pembantu. Sekitar dua bulan kemudian Om Rudy mengajak Aku agar Aku tinggal bersama mereka, dgn alasan daripada Aku harus kost di luar, lebih baik Aku tinggal di rumah om Aku saja karena di rumahnya ada kamar yg kosong, kata om Rudy memberi alasan. Sebulan kemudian, tante Rini membawa keponakannya ke rumah. Nama keponakan tante Rini adlh Tifa, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Tifa adlh seorang gadis yg cantik, cerdas, rajin dan baik hati pd semua orang. Suatu ketika, om Rudy dan tante Rini pergi menghadiri acara perpisahan siswa kelas II di sekolah tempat om mengajar. Ia sempat mengajak Aku, tapi Aku menolak dgn alasan Aku agak lelah, lalu tante Rini mengajak Tifa, tapi Tifa jg menolak dgn alasan Tifa lagi ada tugas dari sekolah yg harus diselesaikan malam itu jg karena besok tugas itu sudah harus dikumpulkan. Sebelum om dan tante meninggalkan rumah, mereka tak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yg pura-pura datang sebagai tamu, tapi ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yg memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh Aku menutup pintu. Sejak kepergian om dan tante, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, tapi sengaja Aku kecilkan volumenya karena Tifa sedang belajar. Aku hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yg ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Aku sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yg sedang asyik berselingkuh dgn seorang gadis yg ternyata teman sekantornya sendiri. Karena terlalu asyiknya Aku nonton TV, sehinggak Aku sangat kaget ketika sebuah tangan menepuk pundak Aku. Setelah Aku lihat ternyata Tifa, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dgn manja menuju kamarnya. Aku jadi deg-degan setelah melihat penampilannya, ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dgn kaos orangenya yg super ketat, sehinggak lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas. Sejenak Aku terpana melihat tubuhnya yg nyaris sempurna. Aku amati pinggangnya bagai gitar spanyol dgn paha yg kencang, mulus, dan bersih. Selain itu jg tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahat Aku. Bagaimana rasanya kalau Aku menikmati tubuhnya yg nyaris sempurna itu. Tapi Aku berusaha menyingkirkan pikiran itu karena Aku pikir bahwa dia adlh sepupu ipar Aku, tinggal serumah dgn Aku dan Aku pun menganggapnya sudah seperti adik kandung Aku sendiri. Ada apa sih? Kok kamu mengajak Aku masuk ke kamar kamu? kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tangan Aku. Sebenarnya bukan karena Aku menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum Aku belum pernah masuk ke kamar Tifa sebelumnya. Kak, Tifa mau minta tolong nih! katanya sambil menatapku manja. Kakak mau nggak membantu Aku menyelesaikan tugas ini, soalnya besok sudah harus dikumpul. kata dia setengah merengek. Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar Aku membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. Aku akan membantumu dgn senang hati, Aku kan sudah berjanji untk selalu menolongmu. kataku mantap. Asyik, makasih ya kak. kata Tifa sambil menciumku. Kontan Aku merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, Aku belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu datangnya dari gadis secantik Tifa. Aku pun segera membantunya sambil sesekali mencuri padang padanya, tapi sepertinya ia tak menyadari kalau Aku memperhatikanya. Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Tifa berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya. Kak, Tifa pusing nih, boleh nggak kakak pijitin kepala Tifa? katanya sambil merapatkan badannya ke dada Aku. Sempat Aku merasakan gesekan dari payudaranya yg cukup kencang tapi terasa lembut. Emang kenapa kok Tifa tiba-tiba pusing? tanya Aku agak heran. Ayo kak, tolong pijatin dong, kepala Tifa pening! Oke, dgn senang hati lagi. kataku penuh antusias. Aku lalu mulai menekan-nekan keningnya dgn tangan kiri Aku dan tangan kanan. Aku menahan lehernya agar badannya tak bergoyang. Sesekali Aku jg mengelus pundaknya yg putih bersih. Kak, belakang leher Tifa jg kak, soalnya leher Tifa agak kaku nih. katanya sambil menuntun tangan Aku pd lehernya. Setelah Aku memijatnya sekitar lima menit, ia lalu berdiri sambil menarik tangan Aku. Kak, Tifa baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang. Terserah Tifa ajalah. kata Aku sambil mengikutinya dari belakang. Lagi-lagi Aku terkesima melihat pinggulnya yg sungguh aduhai. Ia lalu berbaring telungkup di atas ranjang sambil menyuruh Aku memijat leher dan punggungnya. Sesekali Aku melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit / karena geli. Aku tak tahu pasti, yg jelas Aku jg sangat senang memijat punggungnya yg sangat seksi. Entah karena gerah / bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun. Kak, Tifa buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh. Mungkin Tifa masuk angin. katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di depan Aku. Aku terkesima melihat kulit tubuhnya yg kuning langsat. Dalam hati Aku berpikir alangkah bahagianya Aku kalau kelak mempunyai istri secantik Tifa. Aku terus memijatnya dgn lembut. Sesekali Aku memutar-mutar jari-jari Aku di tepi rusuknya. Setiap Aku meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang jg pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki. Aku jg sudah mulai merasakan penis Aku mulai bergerak-gerak dan kini sudah semakin tegang. Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Aku. Kak, Tifa buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih. Terserah Tifa lah. kata Aku. Kini kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan Aku dan Aku berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, Aku pun membalas senyumanya, nafas Aku sudah mulai tak menentu. Sepertinya nafas Tifa jg sudah mulai tak terkendali, Aku melihat bukitnya yg nampak berdiri kokoh dgn pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik. Aku sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ni Aku belum pernah melihat pemandangan seindah ini. Di depan Aku kini tergeletak seorang gadis yg tubuhnya begitu memabukkan dgn desahan nafas yg membuat batang kejantanan Aku sudah berdenyut-denyut. Seakan-akan penis Aku mau lompat menerjang tubuh Tifa yg terbaring mengeliat-geliat, sungguh darah muda Aku mulai berdesir kencang. Kini Aku mulai merasakan detak jantung Aku sudah tak beraturan lagi. Kenapa kak? katanya sambil tersenyum manja. Nggak, nggak papa kok. kata Aku agak grogi. Sudahlah, ayo Kak pijatnya yg agak keras dikit. Iya, iya jawab Aku. Aku lalu mulai mengelus-elus perutnya yg putih bersih itu, tanpa sengaja Aku menyenggol gundukan di dadanya. Ahh.. katanya sambil menggeliatkan tubuhnya. Aku dgn cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya Tidak apa-apa kak, terusin saja. katanya. Wah, benar-benar malam ni adlh malam yg sangat menyenangkan bagi Aku karena tak pernah terlintas di dlm pikiran Aku akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untk mengelus-elus tubuh Tifa yg sangat merangsang. Aku tak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini, kata Aku dlm hati. Kini Tifa semakin merasakan sentuhan jari-jari Aku, Aku melihat dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yg sudah mulai hangat. Entah setan apa yg membuat Tifa lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah Aku, Lalu mengusapnya dgn jari-jarinya yg lembut dan mulai mencium dan menggigit bibir Aku. Aku hanya pasrah dan terus terang Aku jg sebenarnya sangat menginginkanya, tapi selama ni Aku pendam saja karena Aku menghargainya dan menganggapnya sebagai adik sendiri. Tetapi saat ni pikiran itu telah sirna dari kepala Aku yg dialiri oleh gelora darah muda Aku yg menggelora. Ia terus mencium Aku dan kini ia melepaskan kaos yg Aku pakai lalu membuangnya di samping ranjang. Tifa, ada apa ini? tanya Aku setengah tak percaya dgn apa yg sedang ia lakukan. Tetapi ia tak memperdulikan kata-kata Aku lagi. Melihat gelagat Tifa yg sudah di luar batas kendali itu, Aku pun tak mau tinggal diam. Aku mulai membalas ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yg putih bersih. Aku merasakan penis Aku semakin keras dan berdenyut-denyut. Tifa terus mencium bibir Aku dgn nafas tersengal-sengal. Aku pun tak mau kalah, Aku mulai meremas-remas payudaranya yg masih kencang dan menantang. Kini Aku mulai mengisap pucuknya. Achh.. ia menggeliat. Aku melihat Tifa semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat. Tifa melihat penis sudah mendongkrak celana pendek Aku, ia lalu menyelipkan tangannya ke dlm CD Aku dan ia kini sudah menggenggam penis Aku yg berdiri tegak dgn otot-otot yg berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek dan CD Aku dan kemudian melemparkannya ke lantai. Ia kembali menangkap penis Aku dan mengocoknya dgn jari-jarinya yg lembut. Aachh.. achh.. benar-benar nikmat rasanya. Aku merasakan penis Aku semakin tegang dan semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik Aku yg sudah berdenyut-denyut dan mulai mengeluarkan cairan bening. Aku pun tak mau ketinggalan. Aku lalu menyelipkan jari-jari Aku ke selangkangannya. Aku merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dgn cairan warna bening mengkilat. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dgn permainan kami. Dengan nafas yg tersengal-sengal, Aku lalu melorotkan celana Tifa lalu meremas-remas pahanya yg putih mulus dan masih kencang. Aku tak sanggup lagi menahan nafsu Aku yg sudah naik ke ubun-ubun Aku. Dengan sekali tarik, Aku berhasil melepaskan CD-nya Tifa. Kini ia benar-benar bugil. Aku sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yg kini tanpa sehelai benang, dgn kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yg sangat seksi sungguh nyaris sempurna. Aku benar-benar tak tahan melihat vaginanya yg ditumbuhi rambut tipis dan halus dgn bentuknya yg mungil berwarna coklat agak kemerah-merahan. Kembali penis Aku berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Tifa yg masih terkatup rapat. Aku sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini Aku mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Tifa sudah sangat basah. Aku melihat Tifa semakin terlelap dlm nafsunya. Ia hanya mengerang nikmat. Achh.. achh.. ohh.. ohh.. Aku terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah, Achh.. achh.. sambil menarik-narik pinggulnya. Kak, ayo masukin kak! sambil menarik penis Aku menuju bibir kemaluannya. Oke Akung, lalu Aku membuka kakinya. Kemudian Aku melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Aku lalu menarik pantat Aku dan merapatkan pd selangkangannya. Ia dgn cekatan meraih batang kemaluan Aku lalu menempelkannya di bibir kemaluannya yg masih sangat rapat tapi sudah basah dgn cairan lendirnya. Pelan-pelan ya kak, Tifa belum biasa. Iya Akung, kata Aku sambil mengecup bibirnya yg merekah basah. Aku kemudian mendorongnya pelan-pelan. Achh.. sakit kak. Tahan Akung. Aku lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang Aku sudah bisa masuk setengahnya. Tifa hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Aku terus mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali Aku menyentaknya agak keras. Achhkk.. sakit kak, pelan-pelan donk! memang vaginanya masih sangat rapat, maklum ia masih perawan. Tahan ya Akung, Aku mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat. Akk.. Tifa meringis keras. Ia memukul dada Aku dgn keras sambil menarik pantatnya. Sakit kak, sakitt.. Aku merasakan batang kejantanan Aku menembus sesuatu yg kenyal dlm lubang kenikmatan Tifa. Rupanya batang Aku telah berhasil menembus selaput daranya. Dari liang sorga Tifa tampak mengalir darah segar. Aku terus menggoyang-goyangkan pinggul maju mundur sambil menciumi bibirnya dan meremas-remas gunungnya yg sangat menantang itu. Sesekali Aku melihat dia merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Tifa sungguh nikmat, Aku merasakan vaginanya semakin basah dan licin, tapi tetap Aku merasakan kejantanan Aku terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Tifa. Kini Aku merasakan batang kemaluan Aku sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin memuntahkan sesuatu, tapi Aku tetap menahannya dgn mengurangi irama permainan Aku. Terus kak, terus.. ia menggeliat. Aku melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan Aku kembali Aku pacu, membuat payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna kemerah-merahan. Achh.. achh.. Kak cepat kak, cepat kak. sambil menggeliat. Ia merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan. Akhirnya ia memelukku dgn erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Aku merasakan kalau kini badannya sudah kaku dan hangat. Akhirnya Tifa memelukku erat-erat dan mengangkat pantatnya sambil berteriak. Achhkk.. Aku merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yg hangat menyentuh batang kejantanan Aku, rupanya Tifa sudah orgasme. Aku semakin tak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan Aku, akibat kenikmatan yg diberikan Tifa sangat luar biasa, batang Aku semakin berdenyut-denyut dan kini Aku benar-benar tak sanggup lagi menahannya. Lalu Aku mempercepat gerakan Aku dan mendorong penis Aku lebih dlm lagi sambil menarik tubuh Tifa dgn erat ke dlm pelukan Aku. Aku merasakan kenikmatan yg sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan menggetarkan seluruh tubuh Aku mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki Aku. Akhirnya, Srett.. srett.. srett.. Kejantanan Aku mengeluarkan cairan hangat dlm lubang kemaluan Tifa. Aku sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Tifa secara tak sah. Tapi rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Aku hanya tersenyum lalu mengecup bibir Tifa dan mengucapkan terima kasih pd Tifa. Tampak tubuh Tifa basah dgn keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri karena puas. Tifa hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika Aku mencabut batang kejantanan Aku dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga, Aku melihat di sprey Tifa terdapat bercak darah. Tetapi segera Tifa bangun dan menenangkan Aku. Tenang mas, nanti Aku cuci, tak akan ada yg mengetahuinya. katanya sambil meletakkan jarinya di kedua bibir Aku. Kami berdua lalu menuju ke kamar mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami kembali mandi dan kembali ke kamarnya Tifa. Setelah Aku mengambil baju dan celana, Aku pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian keluarlah Tifa dari kamarnya lalu mengajak Aku makan malam berdua. Katanya, ia sengaja duluan makan karena tak ingin bertemu dgn om dan tante malam ini. Mungkin Tifa malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia kembali ke kamarnya. Entah ia tidur / belajar, Aku tak tahu pasti. Tidak lama kemudian, om dan tante datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yg katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ni siswanya lulus 100 persen dgn nilai tertinggi di kota kami. Om menanyakan Tifa, tetapi Aku katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah makan ia sempat mengatakan kepada Aku bahwa ia agak lelah. Om hanya mengangguk lalu menuju kamarnya, katanya ia jg sudah makan dan kini ia pun ingin istirahat. Aku tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar Aku. Di dlm kamar, Aku tak bisa tidur membayangkan kejadian yg baru saja terjadi beberapa jam yg lalu. Malam ni Aku sangat senang karena telah merasakan sesuatu yg tak pernah Aku rasakan sebelumnya dan pengalaman yg sangat manis ni tentu tak akan pernah Aku lupakan sepanjang hidup Aku.

0 Response to "Cerita Seks Nyaris Sempurna Tubuh Tifa yang Imut - Cerita Sex"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *