2ndgirls.blogspot.com - Syi’ah mengatakan :
Tidak boleh menggelari orang selain ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin (bahkan mereka meriwayatkan tentang kafirnya orang yg menggelari Amirul-Mu’minin selain ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu).
Bobroknya ‘Aqidah dan ajaran mereka telah menjadikan mereka buta dan ghuluw terhadap salah seorang diantara khalifah2 kaum muslimin, dan menjadikan sebutan Amirul-Mu’minin itu hanya khusus bagi ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu. Kemudian dgn konyolnya mereka mencela, dan bahkan menyatakan riwayat tentang kafirnya orang yg menyebut orang selain ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Muminin.
Ibnu Syahr mengatakan dlm kitab Manaqib-nya :
ولم يجوز أصحابنا أن يُطلق هذا اللفظ لغيره من الأئمة عليهم السلام
Sahabat2 kami tak membolehkan untk memutlakan gelar ni kepada orang selain ‘Ali, meskipun ia adlh dari kalangan imam2 ‘alaihissalaam.
Al-Amili mengatakan : ولقب أمير المؤمنين "عليه السلام" خاص بعلي، لا يحق لأحد حتى للأئمة من ولده أن يتسمى به Gelar Amirul-Mu’minin ‘alaihissalaam adlh khusus untk ‘Ali, tak dibenarkan bagi seorangpun untk disebut dgn gelar itu meskipun itu adlh imam2 dari kalangan putra2 beliau. (Ash-Shahih min sirah al-imam ‘Ali 1/156)
Adapun diantara beberapa riwayat ghuluw yg disebutkan oleh ulama2 mereka tentang hal ni adlh dlm Al-Kafi : لم يسم به أحد قبله، ولا يسمَّى به بعده إلا كافر Tidaklah seorangpun sebelum ‘Ali maupun sesudahnya yg disebut dgn Amirul-Muminin melainkan orang yg kafir. (Al-Kafi 1/411. Al-Majlisi menilainya dha’if. Tapi meski dikatakan dha’if, maka riwayat ni tetap dijadikan dalil oleh ulama2 Syi’ah.)
Atau dlm Al-Manaqib : إنه لا يرضى بهذه التسمية أحد إلا ابتلاه الله ببلاء أبي جهل Sesungguhnya, tidaklah seorang yg ridha dgn sebutan Amirul-Mu’minin kecuali Allah akan menimpakan musibah dgn musibah yg diberikan kepada Abu Jahal.
Bahkan salah seorang ulama busuk Syi’ah yg bernama Hassan Syahatah pernah mengatakan : Amirul-Mu’minin, gelar ni adlh gelar khusus bagi imam (‘Ali).... Tidak ada seorangpun yg berhak untk dinamakan dgn gelar itu.... Maka, siapapun selain imam (‘Ali) yg disebut dgn gelar tersebut....., siapapung orangnya yg disebut dgn gelar itu selain imam (‘Ali), maka dia adlh seorang banci. https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=RdZLBy5zH20 (lihat dari menit ke-1 detik ke-5, dan seterusnya)
Adapun Ahlus-Sunnah : Penyebutan Amirul-Mu’minin untk orang selain ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu adlh benar dan ma’ruf berdasarkan apa yg dikenal dikalangan sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pd khususnya, dan kaum muslimin saat itu pd umumnya, yakni mereka memanggil khalifah2 kaum muslimin dgn gelar Amirul-Mu’minin
Merupakan suatu hal yg masyhur diantara ulama2 besar Ahlus-Sunnah adlh bahwa mereka seringkali menyebut nama ‘Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn menyandingkan gelar Amirul-Mu’minin sebelum nama beliau. Begitupula saat mereka menyebut nama ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu ataupun ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu. Ini menunjukan bahwa hal ni merupakan sesuatu yg benar dan ma’ruf di sisi Ahlus-Sunnah.
Semisal apa yg dikatakan oleh Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah dlm Tafsirnya : أما الخمر فكما قال أمير المؤمنين عمر بن الخطاب : إنه كل ما خامر العقل Adapun Khamr maka itu adlh sebagaimana dikatakan oleh Amirul-Mu’minin ‘Umar bin Al-Khathab : Sesungguhnya Khamr itu adlh apa yg menutupi akal. (Tafsir ibnu Katsir 1/580)
Atau perkataan Al-Hafizh Adz-Dzahabi rahimahullah : عثمان بن عفان بن أبي العاص بن أمية بن عبد شمس ، أمير المؤمنين ، أبو عمرو ، وأبو عبد الله ، القرشي الأموي Utsman bin ‘Affan bin Abil-‘Ash bin Umayyah bin ‘Abdi Syamsi, Amirul-Muminin, Abu Amru... (As-Siyar 28/148)
Atau perkataan Syaikhul-Islam ibnu Taimiyah rahimahullah : الخوارج المارقين الذين قاتلهم أمير المؤمنين علي بن أبي طالب - رضي الله عنه - بالنهروان Al-Khawarij yg diperangi oleh Amirul-Mu’minin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu di Naharawan... (Minhajus-Sunnah 4/532)
Dan yg lainnya.
Apa yg disepakati di kalangan ulama2 Ahlus-Sunnah dlm hal ni adlh berdasarkan apa yg dikenal dikalangan sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pd khususnya, dan kaum muslimin saat itu pd umumnya, yakni mereka memanggil khalifah2 kaum muslimin dgn gelar Amirul-Mu’minin. Hal ni sebagaimana telah shahih dlm beberapa riwayat di bawah ini. Diantaranya : 1. ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu menyebut ‘Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dlm Musnad-nya bahwa ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata kepada ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu : يا أمير المؤمنين أما سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول رفع القلم عن ثلاثة Wahai Amirul-Mu’minin, tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pena itu diangkat dari 3 golongan.. (Musnad Ahmad 1/158 no.1360. Syaikh Syu’aib mengatakan bahwa hadits ni : Shahih li ghairihi.)
2. Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallaahu ‘anhu menyebut ‘Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Syaqiq bin Salamah bahwa Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata kepada ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu : لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا Engkau tak akan terkena fitnah itu wahai Amirul-mu’minin, sebab diantara engkau dan fitnah itu terdapat pintu yg tertutup. (Shahih al-Bukhari 9/54 no.7096)
3. Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallaahu ‘anhu menyebut ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu pernah mengadukan masalah perselisihan kuam muslimin tentang bacaan Al-Quran kepada ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu dan berkata : يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَدْرِكْ هَذِهِ الْأُمَّةَ قَبْلَ أَنْ يَخْتَلِفُوا فِي الْكِتَابِ Wahai Amirul-Mu’minin, luruskanlah umat ni sebelum mereka berselisih tentang Al-Quran. (Shahih al-Bukhari 6/183 no.4987)
4. ‘Ammar bin Yasir radhiyallaahu ‘anhu menyebut Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dlm Ash-Shahih bahwa ‘Ammar radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata kepada ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu : أما تذكر يا أمير المؤمنين إذ أنا وأنت في سرية Wahai Amirul-Mu’minin, tidakkah engkau mengingat saat aku dan engkau sedang berada dlm suatu sariyyah.... (Shahih Muslim 1/280 no.368)
5. Abu Juhaifah radhiyallaahu 'anhu pernah bertanya kepada 'Ali radhiyallaahu 'anhu di masa ke-khalifahan beliau : يا أمير المؤمنين هل عندكم سوداء في بيضاء ليس في كتاب الله ؟
"Wahai Amirul-Mu'minin, apakah engkau memiliki catatan sesuatu yg tak ada di dlm kitab Allah?" (Sunan At-Tirmidzi 4/24 no.1412)
Dan yg lainnya.
Konklusi : Allah berfirman di dlm Al-Quran : Orang-orang yg terdahulu lagi yg pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yg mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. (Q.S At-Taubah ayat 100)
‘Ali radhiyallaahu ‘anhu, Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Ammar bin Yasir radhiyallaahu ‘anhu termasuk orang2 yg pertama-tama masuk Islam dari golongan Muhajirin, dan mereka ridha serta sama sekali tak keberatan untk memanggil ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu sebagai Amirul-Mu’minin. Maka, Ahlus-Sunnah mengikuti mereka dgn baik sebagaimana hal ni diisyaratkan oleh Allah di dlm kitab-Nya. Begitupula kaum muslimin yg lurus saat itu, mereka semua sama sekali tak keberatan, bahkan ridha untk memanggil ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu, ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu, dan ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin, tanpa ada seorangpun yg menentangnya. So, kebenaran dlm hal ni ada pd Ahlus-Sunnah, sedangkan kekonyolan dan kebathilan ada pd Syi’ah.
Allaahul-musta’an.
Tidak boleh menggelari orang selain ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin (bahkan mereka meriwayatkan tentang kafirnya orang yg menggelari Amirul-Mu’minin selain ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu).
Bobroknya ‘Aqidah dan ajaran mereka telah menjadikan mereka buta dan ghuluw terhadap salah seorang diantara khalifah2 kaum muslimin, dan menjadikan sebutan Amirul-Mu’minin itu hanya khusus bagi ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu. Kemudian dgn konyolnya mereka mencela, dan bahkan menyatakan riwayat tentang kafirnya orang yg menyebut orang selain ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Muminin.
Ibnu Syahr mengatakan dlm kitab Manaqib-nya :
ولم يجوز أصحابنا أن يُطلق هذا اللفظ لغيره من الأئمة عليهم السلام
Sahabat2 kami tak membolehkan untk memutlakan gelar ni kepada orang selain ‘Ali, meskipun ia adlh dari kalangan imam2 ‘alaihissalaam.
Al-Amili mengatakan : ولقب أمير المؤمنين "عليه السلام" خاص بعلي، لا يحق لأحد حتى للأئمة من ولده أن يتسمى به Gelar Amirul-Mu’minin ‘alaihissalaam adlh khusus untk ‘Ali, tak dibenarkan bagi seorangpun untk disebut dgn gelar itu meskipun itu adlh imam2 dari kalangan putra2 beliau. (Ash-Shahih min sirah al-imam ‘Ali 1/156)
Adapun diantara beberapa riwayat ghuluw yg disebutkan oleh ulama2 mereka tentang hal ni adlh dlm Al-Kafi : لم يسم به أحد قبله، ولا يسمَّى به بعده إلا كافر Tidaklah seorangpun sebelum ‘Ali maupun sesudahnya yg disebut dgn Amirul-Muminin melainkan orang yg kafir. (Al-Kafi 1/411. Al-Majlisi menilainya dha’if. Tapi meski dikatakan dha’if, maka riwayat ni tetap dijadikan dalil oleh ulama2 Syi’ah.)
Atau dlm Al-Manaqib : إنه لا يرضى بهذه التسمية أحد إلا ابتلاه الله ببلاء أبي جهل Sesungguhnya, tidaklah seorang yg ridha dgn sebutan Amirul-Mu’minin kecuali Allah akan menimpakan musibah dgn musibah yg diberikan kepada Abu Jahal.
Bahkan salah seorang ulama busuk Syi’ah yg bernama Hassan Syahatah pernah mengatakan : Amirul-Mu’minin, gelar ni adlh gelar khusus bagi imam (‘Ali).... Tidak ada seorangpun yg berhak untk dinamakan dgn gelar itu.... Maka, siapapun selain imam (‘Ali) yg disebut dgn gelar tersebut....., siapapung orangnya yg disebut dgn gelar itu selain imam (‘Ali), maka dia adlh seorang banci. https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=RdZLBy5zH20 (lihat dari menit ke-1 detik ke-5, dan seterusnya)
Adapun Ahlus-Sunnah : Penyebutan Amirul-Mu’minin untk orang selain ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu adlh benar dan ma’ruf berdasarkan apa yg dikenal dikalangan sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pd khususnya, dan kaum muslimin saat itu pd umumnya, yakni mereka memanggil khalifah2 kaum muslimin dgn gelar Amirul-Mu’minin
Merupakan suatu hal yg masyhur diantara ulama2 besar Ahlus-Sunnah adlh bahwa mereka seringkali menyebut nama ‘Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn menyandingkan gelar Amirul-Mu’minin sebelum nama beliau. Begitupula saat mereka menyebut nama ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu ataupun ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu. Ini menunjukan bahwa hal ni merupakan sesuatu yg benar dan ma’ruf di sisi Ahlus-Sunnah.
Semisal apa yg dikatakan oleh Al-Hafizh ibnu Katsir rahimahullah dlm Tafsirnya : أما الخمر فكما قال أمير المؤمنين عمر بن الخطاب : إنه كل ما خامر العقل Adapun Khamr maka itu adlh sebagaimana dikatakan oleh Amirul-Mu’minin ‘Umar bin Al-Khathab : Sesungguhnya Khamr itu adlh apa yg menutupi akal. (Tafsir ibnu Katsir 1/580)
Atau perkataan Al-Hafizh Adz-Dzahabi rahimahullah : عثمان بن عفان بن أبي العاص بن أمية بن عبد شمس ، أمير المؤمنين ، أبو عمرو ، وأبو عبد الله ، القرشي الأموي Utsman bin ‘Affan bin Abil-‘Ash bin Umayyah bin ‘Abdi Syamsi, Amirul-Muminin, Abu Amru... (As-Siyar 28/148)
Atau perkataan Syaikhul-Islam ibnu Taimiyah rahimahullah : الخوارج المارقين الذين قاتلهم أمير المؤمنين علي بن أبي طالب - رضي الله عنه - بالنهروان Al-Khawarij yg diperangi oleh Amirul-Mu’minin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu di Naharawan... (Minhajus-Sunnah 4/532)
Dan yg lainnya.
Apa yg disepakati di kalangan ulama2 Ahlus-Sunnah dlm hal ni adlh berdasarkan apa yg dikenal dikalangan sahabat2 Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pd khususnya, dan kaum muslimin saat itu pd umumnya, yakni mereka memanggil khalifah2 kaum muslimin dgn gelar Amirul-Mu’minin. Hal ni sebagaimana telah shahih dlm beberapa riwayat di bawah ini. Diantaranya : 1. ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu menyebut ‘Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dlm Musnad-nya bahwa ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata kepada ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu : يا أمير المؤمنين أما سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول رفع القلم عن ثلاثة Wahai Amirul-Mu’minin, tidakkah engkau pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pena itu diangkat dari 3 golongan.. (Musnad Ahmad 1/158 no.1360. Syaikh Syu’aib mengatakan bahwa hadits ni : Shahih li ghairihi.)
2. Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallaahu ‘anhu menyebut ‘Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Syaqiq bin Salamah bahwa Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata kepada ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu : لَيْسَ عَلَيْكَ مِنْهَا بَأْسٌ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ إِنَّ بَيْنَكَ وَبَيْنَهَا بَابًا مُغْلَقًا Engkau tak akan terkena fitnah itu wahai Amirul-mu’minin, sebab diantara engkau dan fitnah itu terdapat pintu yg tertutup. (Shahih al-Bukhari 9/54 no.7096)
3. Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallaahu ‘anhu menyebut ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu pernah mengadukan masalah perselisihan kuam muslimin tentang bacaan Al-Quran kepada ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu dan berkata : يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَدْرِكْ هَذِهِ الْأُمَّةَ قَبْلَ أَنْ يَخْتَلِفُوا فِي الْكِتَابِ Wahai Amirul-Mu’minin, luruskanlah umat ni sebelum mereka berselisih tentang Al-Quran. (Shahih al-Bukhari 6/183 no.4987)
4. ‘Ammar bin Yasir radhiyallaahu ‘anhu menyebut Umar bin Al-Khathab radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dlm Ash-Shahih bahwa ‘Ammar radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata kepada ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu : أما تذكر يا أمير المؤمنين إذ أنا وأنت في سرية Wahai Amirul-Mu’minin, tidakkah engkau mengingat saat aku dan engkau sedang berada dlm suatu sariyyah.... (Shahih Muslim 1/280 no.368)
5. Abu Juhaifah radhiyallaahu 'anhu pernah bertanya kepada 'Ali radhiyallaahu 'anhu di masa ke-khalifahan beliau : يا أمير المؤمنين هل عندكم سوداء في بيضاء ليس في كتاب الله ؟
"Wahai Amirul-Mu'minin, apakah engkau memiliki catatan sesuatu yg tak ada di dlm kitab Allah?" (Sunan At-Tirmidzi 4/24 no.1412)
Dan yg lainnya.
Konklusi : Allah berfirman di dlm Al-Quran : Orang-orang yg terdahulu lagi yg pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yg mengikuti mereka dgn baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yg mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. (Q.S At-Taubah ayat 100)
‘Ali radhiyallaahu ‘anhu, Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Ammar bin Yasir radhiyallaahu ‘anhu termasuk orang2 yg pertama-tama masuk Islam dari golongan Muhajirin, dan mereka ridha serta sama sekali tak keberatan untk memanggil ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu sebagai Amirul-Mu’minin. Maka, Ahlus-Sunnah mengikuti mereka dgn baik sebagaimana hal ni diisyaratkan oleh Allah di dlm kitab-Nya. Begitupula kaum muslimin yg lurus saat itu, mereka semua sama sekali tak keberatan, bahkan ridha untk memanggil ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu, ‘Utsman radhiyallaahu ‘anhu, dan ‘Ali radhiyallaahu ‘anhu dgn sebutan Amirul-Mu’minin, tanpa ada seorangpun yg menentangnya. So, kebenaran dlm hal ni ada pd Ahlus-Sunnah, sedangkan kekonyolan dan kebathilan ada pd Syi’ah.
Allaahul-musta’an.
other source : http://viva.co.id, http://al-muzaniy.blogspot.com, http://news.detik.com
0 Response to "Head To Head Ahlus Sunnah vs Syi’ah (1) : Apakah boleh menyebut Amirul-Mu’minin (pemimpin orang2 yang beriman) untuk orang selain ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu? - Syi'ah"
Post a Comment