KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karuniaNya, serta shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Amiin. Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan atas rahmat dan karuniaNya sehingga makalah kami ni dgn tema “Kitab Shalat (Pembahasan Hadits Pertama dan Hadits terakhir)” dpt kami susun dgn sebaik-baiknya dan selesai tepat pd waktunya. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Zanuddin, M.Ag yg telah membimbing kami sehinga makalah ni dpt tersusun dgn sebagaimana mestinya. Harapan kami, semoga makalah kami ni dpt memberi manfaat yg berguna bagi kami pribadi, serta teman-teman semua. Amiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Banda Aceh, 05 Januari 2012
Penulis
Manusia dlm hidupnya membutuhkan berbagai macam pengetahuan. Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu naqli dan aqli. Sumber yg bersifat naqli ni merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yg dibutuhkan oleh manusia baik dlm agamanya secara khusus, maupun masalah dunia pd umumnya. Dan sumber yg sangat otentik bagi umat Islam dlm hal ni adlh al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Allah telah memberikan kepada umat kita pendahulu yg selalu menjaga al-Qur’an dan hadits Nabi. Mereka adlh orang-orang jujur, amanah, dan memegang janji. Sebagian di antara mereka mencurahkan perhatiannya terhadap al-Qur’an dan ilmunya yaitu para mufassir. Dan sebagian lagi memprioritaskan perhatiannya untk menjaga hadits Nabi dan ilmunya, mereka adlh para ahli hadits. Para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in, jg sangat memperhatikan untk menjaga hadits-hadits Nabi dan periwayatannya dari generasi ke generasi yg lain, karena mempunyai pengaruh yg besar terhadap agama. Mereka selalu mengajak untk mengikuti cara hidup dan perilaku Rasulullah sebagaimana firman Allah, ôs)©9tb%x.öNä3s9ÃûÃAqÃu«!$#îouqóé&×puZ|¡ym`yJÃj9tb%x.(#qã_öt©!$#tPöquø9$#urtà zFy$#tx.sur©!$##ZÃVx.ÃÃÃÔSesungguhnya telah ada pd (diri) Rasulullah itu suri teladan yg baik bagimu (yaitu) bagi orang yg mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.s al-Ahzab: 21) Mereka jg diperintahkan untk mengerjakan apa yg dibawa oleh Nabi dan dilarang untk mengerjakan semua larangan beliau, !$¨Buä!$sùr&ª!$#4n?tã¾Ã&Ã!qÃuô`ÃBÃ@÷dr&3tà )ø9$#¬TsùÃAqç=Ã9urÃ%Ã!ur4n1öà )ø9$#4yJ»tGuø9$#urÃûüà 3»|¡yJø9$#urÃûøó$#urÃ@Ã6¡¡9$#ös1wtbqä3tP's!rÃtû÷üt/Ãä!$uÃYøîF{$#öNä3ZÃB4!$tBurãNä39s?#uäãAqç9$#çnräãsù$tBuröNä39pktXçm÷Ytã(#qÃgtFR$$sù4(#qà )¨?$#ur©!$#(¨bÃ)©!$#ÃÃx©Ã>$s)Ãèø9$#ÃÃÓApa saja harta rampasan (fai-i) yg diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yg berasal dari penduduk kota-kota Maka adlh untk Allah, untk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yg dlm perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yg diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yg dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.” (Q.s al-Hasyr: 7) Keteladan mereka kepada Rasulullah sangat luar biasa sehingga tak pernah bertanya tentang sebab / musabab dari perbuatan beliau.[1] Seperti inilah perhatian para salaf terhadap sunnah Rasulullah SAW. Periwayatan hadits masih tetap menjadi suatu kemulian bagi para sahabat dan para pendahulu kita demi menjaga warisan Nabi , “Ilmu ni akan dibawa oleh orang-orang yg adil dari tiap pendahulu, mereka menolak penyelewengan orang yg melampaui batas, panutan orang-orang yg batil, dan penakwilan orang-orang yg bodoh”[2] Untuk menjaga keotentikan hadits Rasulullah kemudian hadits mulai dibukukan pd abad ke-2, dan puncak ke emasannya pd pertengahan abad ke-3 yaitu dgn lahirnya tokoh periwayat hadist Bukhari dan Muslim. Pada abad ni ditandai dgn lahirnya kitab-kitab hadits shahih karya Imam Bukhari dan Muslim yg telah di susun dlm bab-bab sesuai dgn pembahasan, salah satu pembahasannya tentang bab shalat. Dalam kitab shalat ni beliau (Imam Bukhari) menjelaskan tentang kewajiban shalat, karena waktu shalat telah ditentukan, Berbeda dgn rukun-rukun Islam lainnya. Kemudian beliau membahas tentang sesuatu yg lebih umumn yaitu menutup aurat, karena menutup aurat tak khusus ketika shalat saja. Setelah itu, beliau menjelaskan tentang menghadap kiblat karena hal ni merupakan kewajiban pd shalat fardhu maupun sunnah kecuali dlm beberapa situasi yg dikecualikan seperti shalat pd waktu berpergian (safar), kita mengetahui bahwa menghadap kiblat memerlukan tempat, maka Imam Bukhari menyebutkan jg tentang masjid dan sutrah (pembatas bagi orang yg shalat) Inilah yg dpt kami jelaskan berkenaan dgn kolerasi (keserasian) urutan pembahasan tentang shalat dlm kitab al-jami’ ash-shahih (shahih Bukhari) ini[3]. Meliputi pembahasan sekilas mengenai kitab shalat, riwayat hidup (biografi) Imam Bukhari dan Imam Muslim, serta pembahasan hadits pertama dan terakhir dlm bab shalat. Semoga apa yg kami tulis ni bermanfaat dan dpt menambah wawasan khazanah keilmuan bagi para pembacanya.
Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dlm satu kitab, dimana dari satu juta hadits yg diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dlm memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adlh Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yg haditsnya dikutip dlm kitab Shahih-nya. Karyanya yg pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’in" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’in). Kitab ni ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dgn ibu dan kakaknya yg bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yg terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama". Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adlh kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yg paling monumental adlh kitab Al-Jami' as-Shahih yg lebih dikenal dgn nama Shahih Bukhari.
b.Imam Muslim Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pd tahun 202 H / 817 M. Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Naisabur, yg sekarang ni termasuk wilayah Rusia, dlm sejarah Islam kala itu termasuk dlm sebutan Maa Wara'a an Nahr, artinya daerah-daerah yg terletak di sekitar Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah. Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya Baghdad di abad pertengahan, Naisabur, jg Bukhara (kota kelahiran Imam Bukhari) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan Asia Tengah. Di sini pula bermukim banyak ulama besar.
Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi mempelajari hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika usianya kurang dari lima belas tahun. Beruntung, beliau dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berfikir dan ingatan hafalan. Ketika berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pd seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Setahun kemudian, beliau mulai menghafal hadits Nabi SAW, dan mulai berani mengoreksi kesalahan dari gurunya yg salah menyebutkan periwayatan hadits. Imam Muslim yg dikenal sangat tawadhu' dan wara' dlm ilmu itu telah meriwayatkan puluhan ribu hadits. Menurut Muhammad Ajaj Al Khatib, guru besar hadits pd Universitas Damaskus, Syria, hadits yg tercantum dlm karya besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dgn pengulangan, katanya, berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sementara menurut Imam Al Khuli, ulama besar asal Mesir, hadits yg terdapat dlm karya Muslim tersebut berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dgn pengulangan. Jumlah hadits yg beliau tulis dlm Shahih Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000 hadits yg beliau ketahui. Untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim membutuhkan waktu 15 tahun. Imam Muslim berhasil menghimpun karya-karyanya, antara lain seperti:1) Al-Asma’ wal-Kuna, 2) Irfadus Syamiyyin, 3) Al-Arqaam, 4) Al-Intifa bi Juludis Siba’, 5) Auhamul Muhadditsin, 7)At-Tarikh, 8) At-Tamyiz, 9) Al-Jami’, 10) Hadits Amr bin Syu’aib, 11) Rijalul ‘Urwah, 12)Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, 13) Thabaqat, 14) Al-I’lal, 15) Al-Mukhadhramin, 16) Al-Musnad al-Kabir, 17) Masyayikh ats-Tsawri, 18) Masyayikh Syu’bah, 19) Masyayikh Malik, 20) Al-Wuhdan, 21) As-Shahih al-Masnad. Imam Muslim wafat pd Ahad sore, pd tanggal 24 Rajab 261 H. Semoga Allah SWT merahmatinya, mengampuni segala kesalahannya, serta menggolongkannya ke dlm golongan orang-orang yg sholeh. Amiin.
BAB IIIPEMBAHASAN TENTANG HADITS PERTAMA DAN HADITS TERAKHIR DARI KITAB SHALAT
BAB 1: Bagaimana Shalat Difardhukan Pada Saat Isra Penjelasan: Hadits ni menjelaskan tentang pemulaan shalat yg diperintahkan kepada Rasulullah SAW oleh Allah SWT, yaitu dgn peristiwa isra dan mi’raj yg dilalui dlm beberapa peristiwa pertemuan dgn para Nabi-nabi sebelumnya. Perintah shalat ni pd awalnya diterima sebanyak 50 rakaat, tapi dgn pertimbangan bahwa umat Nabi Muhammad tak akan mampu melaksanakan shalat 50 rakaat tersebut akhirnya dikurangi menjadi 25 rakaat, dan dgn pertimbangan lagi bahwa hal demikian tak akan mampu jg dilaksanakan oleh umat Nabi Muhammad akhirnya shalat ditetapkan oleh Allah menjadi 5 rakaat dlm sehari-semalam (peristiwa dialog ni tejadi dgn Nabi Musa a.s).
BAB 2: Wanita Menghilangkan Kotoran Dari Tubuh Orang yg Shalat Penjelasan: Hadits ni menjelaskan tentang menghilangkan kotoran dari tubuh orang yg shalat, dikarenakan kotoran tersebut disebabkan ada seseorang yg meletakkannya. Apabila hal ni terjadi maka shalat seseorang itu adlh sah dan tak batal. Kejadian ni pernah dialami oleh Nabi kita Rasulullah SAW ketika lagi shalat kaum kafir Qurasy menaruh kotoran di antara kedua bahu beliau, lalu diketahui oleh anak beliau Fatimah Az-Zahra kemudian Fatimah membersihkannya hingga Rasulullah selesai shalat dan kemudian mendo’akan para kafir Qurasy itu ditimpakan kecelakaan. BAB IVPENUTUP
Hadits adlh segala sesuatu yg disandarkan kepada Rasulullah SAW baik itu perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), dan penetapan beliau (taqrir). Para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in, jg sangat memperhatikan untk menjaga hadits-hadits Nabi dan periwayatannya dari generasi ke generasi yg lain, karena mempunyai pengaruh yg besar terhadap agama. Mereka selalu mengajak untk mengikuti cara hidup dan perilaku Rasulullah. Keteladan mereka kepada Rasulullah sangat luar biasa sehingga tak pernah bertanya tentang sebab / musabab dari perbuatan beliau. Seperti inilah perhatian para salaf terhadap sunnah Rasulullah SAW. Periwayatan hadits masih tetap menjadi suatu kemulian bagi para sahabat dan para pendahulu kita demi menjaga warisan Nabi , “Ilmu ni akan dibawa oleh orang-orang yg adil dari tiap pendahulu, mereka menolak penyelewengan orang yg melampaui batas, panutan orang-orang yg batil, dan penakwilan orang-orang yg bodoh”[4] Untuk menjaga keotentikan hadits Rasulullah kemudian hadits mulai dibukukan pd abad ke-2, dan puncak ke emasannya pd pertengahan abad ke-3 yaitu dgn lahirnya tokoh periwayat hadist Bukhari dan Muslim. Pada abad ni ditandai dgn lahirnya kitab-kitab hadits shahih karya Imam Bukhari dan Muslim yg telah di susun dlm bab-bab sesuai dgn pembahasan, salah satu pembahasannya tentang bab shalat. Kitab shalat ni terdiri dari 109 bab dan 143 hadits. Dalam kitab shalat ni jg dibahas secara khusus tentang bab sutrah orang yg shalat (pembatas bagi orang yg shalat),
[1]Manna Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, (Terj), Mifdhol Abdurrahman, Cet 3, (Jakarta: Pustaka Kautsar, 2008). Hal. 19-21. [2]Diriwayatkan oleh Al Uqaili, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Abdi Barr. [3]Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hazar Al-Asqalani, Mukhtasar Shahih Muslim, (Terj), Amiruddin, Cet 4, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006). Hal 2-3. [4]Diriwayatkan oleh Al Uqaili, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Abdi Barr.
Banda Aceh, 05 Januari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dlm hidupnya membutuhkan berbagai macam pengetahuan. Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu naqli dan aqli. Sumber yg bersifat naqli ni merupakan pilar dari sebagian besar ilmu pengetahuan yg dibutuhkan oleh manusia baik dlm agamanya secara khusus, maupun masalah dunia pd umumnya. Dan sumber yg sangat otentik bagi umat Islam dlm hal ni adlh al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. Allah telah memberikan kepada umat kita pendahulu yg selalu menjaga al-Qur’an dan hadits Nabi. Mereka adlh orang-orang jujur, amanah, dan memegang janji. Sebagian di antara mereka mencurahkan perhatiannya terhadap al-Qur’an dan ilmunya yaitu para mufassir. Dan sebagian lagi memprioritaskan perhatiannya untk menjaga hadits Nabi dan ilmunya, mereka adlh para ahli hadits. Para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in, jg sangat memperhatikan untk menjaga hadits-hadits Nabi dan periwayatannya dari generasi ke generasi yg lain, karena mempunyai pengaruh yg besar terhadap agama. Mereka selalu mengajak untk mengikuti cara hidup dan perilaku Rasulullah sebagaimana firman Allah, ôs)©9tb%x.öNä3s9ÃûÃAqÃu«!$#îouqóé&×puZ|¡ym`yJÃj9tb%x.(#qã_öt©!$#tPöquø9$#urtà zFy$#tx.sur©!$##ZÃVx.ÃÃÃÔSesungguhnya telah ada pd (diri) Rasulullah itu suri teladan yg baik bagimu (yaitu) bagi orang yg mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Q.s al-Ahzab: 21) Mereka jg diperintahkan untk mengerjakan apa yg dibawa oleh Nabi dan dilarang untk mengerjakan semua larangan beliau, !$¨Buä!$sùr&ª!$#4n?tã¾Ã&Ã!qÃuô`ÃBÃ@÷dr&3tà )ø9$#¬TsùÃAqç=Ã9urÃ%Ã!ur4n1öà )ø9$#4yJ»tGuø9$#urÃûüà 3»|¡yJø9$#urÃûøó$#urÃ@Ã6¡¡9$#ös1wtbqä3tP's!rÃtû÷üt/Ãä!$uÃYøîF{$#öNä3ZÃB4!$tBurãNä39s?#uäãAqç9$#çnräãsù$tBuröNä39pktXçm÷Ytã(#qÃgtFR$$sù4(#qà )¨?$#ur©!$#(¨bÃ)©!$#ÃÃx©Ã>$s)Ãèø9$#ÃÃÓApa saja harta rampasan (fai-i) yg diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yg berasal dari penduduk kota-kota Maka adlh untk Allah, untk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yg dlm perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yg diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yg dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.” (Q.s al-Hasyr: 7) Keteladan mereka kepada Rasulullah sangat luar biasa sehingga tak pernah bertanya tentang sebab / musabab dari perbuatan beliau.[1] Seperti inilah perhatian para salaf terhadap sunnah Rasulullah SAW. Periwayatan hadits masih tetap menjadi suatu kemulian bagi para sahabat dan para pendahulu kita demi menjaga warisan Nabi , “Ilmu ni akan dibawa oleh orang-orang yg adil dari tiap pendahulu, mereka menolak penyelewengan orang yg melampaui batas, panutan orang-orang yg batil, dan penakwilan orang-orang yg bodoh”[2] Untuk menjaga keotentikan hadits Rasulullah kemudian hadits mulai dibukukan pd abad ke-2, dan puncak ke emasannya pd pertengahan abad ke-3 yaitu dgn lahirnya tokoh periwayat hadist Bukhari dan Muslim. Pada abad ni ditandai dgn lahirnya kitab-kitab hadits shahih karya Imam Bukhari dan Muslim yg telah di susun dlm bab-bab sesuai dgn pembahasan, salah satu pembahasannya tentang bab shalat. Dalam kitab shalat ni beliau (Imam Bukhari) menjelaskan tentang kewajiban shalat, karena waktu shalat telah ditentukan, Berbeda dgn rukun-rukun Islam lainnya. Kemudian beliau membahas tentang sesuatu yg lebih umumn yaitu menutup aurat, karena menutup aurat tak khusus ketika shalat saja. Setelah itu, beliau menjelaskan tentang menghadap kiblat karena hal ni merupakan kewajiban pd shalat fardhu maupun sunnah kecuali dlm beberapa situasi yg dikecualikan seperti shalat pd waktu berpergian (safar), kita mengetahui bahwa menghadap kiblat memerlukan tempat, maka Imam Bukhari menyebutkan jg tentang masjid dan sutrah (pembatas bagi orang yg shalat) Inilah yg dpt kami jelaskan berkenaan dgn kolerasi (keserasian) urutan pembahasan tentang shalat dlm kitab al-jami’ ash-shahih (shahih Bukhari) ini[3]. Meliputi pembahasan sekilas mengenai kitab shalat, riwayat hidup (biografi) Imam Bukhari dan Imam Muslim, serta pembahasan hadits pertama dan terakhir dlm bab shalat. Semoga apa yg kami tulis ni bermanfaat dan dpt menambah wawasan khazanah keilmuan bagi para pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pembahasan Sekilas Mengenai Kitab Shalat
١٥باب ٳ٠صÙØ£ ÙÙ Ø«Ùب Ù
صÙØ£ Ù²Ùتصا ÙÙر Ù٠تÙسد صÙØ£ ت٠ÙÙ
ا ÙÙÙ٠ع٠ﺬÙÙ(jika shalat memakai baju bersalib / bergambar, apakah shalatnya rusak? Serta apa yg dilarang berkaitan dgn hal itu)/ 1 hadits.
- Sejarah Singkat Ahli Hadits
- Imam Bukhari
Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dlm satu kitab, dimana dari satu juta hadits yg diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dlm memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adlh Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yg haditsnya dikutip dlm kitab Shahih-nya. Karyanya yg pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’in" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’in). Kitab ni ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dgn ibu dan kakaknya yg bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yg terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama". Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adlh kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yg paling monumental adlh kitab Al-Jami' as-Shahih yg lebih dikenal dgn nama Shahih Bukhari.
b.Imam Muslim Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pd tahun 202 H / 817 M. Imam Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al Qusyairi an Naisaburi. Naisabur, yg sekarang ni termasuk wilayah Rusia, dlm sejarah Islam kala itu termasuk dlm sebutan Maa Wara'a an Nahr, artinya daerah-daerah yg terletak di sekitar Sungai Jihun di Uzbekistan, Asia Tengah. Pada masa Dinasti Samanid, Naisabur menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan selama lebih kurang 150 tahun. Seperti halnya Baghdad di abad pertengahan, Naisabur, jg Bukhara (kota kelahiran Imam Bukhari) sebagai salah satu kota ilmu dan pusat peradaban di kawasan Asia Tengah. Di sini pula bermukim banyak ulama besar.
Perhatian dan minat Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah berkonsentrasi mempelajari hadits. Pada tahun 218 H, beliau mulai belajar hadits, ketika usianya kurang dari lima belas tahun. Beruntung, beliau dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berfikir dan ingatan hafalan. Ketika berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pd seorang ahli hadits, yaitu Imam Ad Dakhili. Setahun kemudian, beliau mulai menghafal hadits Nabi SAW, dan mulai berani mengoreksi kesalahan dari gurunya yg salah menyebutkan periwayatan hadits. Imam Muslim yg dikenal sangat tawadhu' dan wara' dlm ilmu itu telah meriwayatkan puluhan ribu hadits. Menurut Muhammad Ajaj Al Khatib, guru besar hadits pd Universitas Damaskus, Syria, hadits yg tercantum dlm karya besar Imam Muslim, Shahih Muslim, berjumlah 3.030 hadits tanpa pengulangan. Bila dihitung dgn pengulangan, katanya, berjumlah sekitar 10.000 hadits. Sementara menurut Imam Al Khuli, ulama besar asal Mesir, hadits yg terdapat dlm karya Muslim tersebut berjumlah 4.000 hadits tanpa pengulangan, dan 7.275 dgn pengulangan. Jumlah hadits yg beliau tulis dlm Shahih Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000 hadits yg beliau ketahui. Untuk menyaring hadits-hadits tersebut, Imam Muslim membutuhkan waktu 15 tahun. Imam Muslim berhasil menghimpun karya-karyanya, antara lain seperti:1) Al-Asma’ wal-Kuna, 2) Irfadus Syamiyyin, 3) Al-Arqaam, 4) Al-Intifa bi Juludis Siba’, 5) Auhamul Muhadditsin, 7)At-Tarikh, 8) At-Tamyiz, 9) Al-Jami’, 10) Hadits Amr bin Syu’aib, 11) Rijalul ‘Urwah, 12)Sawalatuh Ahmad bin Hanbal, 13) Thabaqat, 14) Al-I’lal, 15) Al-Mukhadhramin, 16) Al-Musnad al-Kabir, 17) Masyayikh ats-Tsawri, 18) Masyayikh Syu’bah, 19) Masyayikh Malik, 20) Al-Wuhdan, 21) As-Shahih al-Masnad. Imam Muslim wafat pd Ahad sore, pd tanggal 24 Rajab 261 H. Semoga Allah SWT merahmatinya, mengampuni segala kesalahannya, serta menggolongkannya ke dlm golongan orang-orang yg sholeh. Amiin.
BAB IIIPEMBAHASAN TENTANG HADITS PERTAMA DAN HADITS TERAKHIR DARI KITAB SHALAT
BAB 1: Bagaimana Shalat Difardhukan Pada Saat Isra Penjelasan: Hadits ni menjelaskan tentang pemulaan shalat yg diperintahkan kepada Rasulullah SAW oleh Allah SWT, yaitu dgn peristiwa isra dan mi’raj yg dilalui dlm beberapa peristiwa pertemuan dgn para Nabi-nabi sebelumnya. Perintah shalat ni pd awalnya diterima sebanyak 50 rakaat, tapi dgn pertimbangan bahwa umat Nabi Muhammad tak akan mampu melaksanakan shalat 50 rakaat tersebut akhirnya dikurangi menjadi 25 rakaat, dan dgn pertimbangan lagi bahwa hal demikian tak akan mampu jg dilaksanakan oleh umat Nabi Muhammad akhirnya shalat ditetapkan oleh Allah menjadi 5 rakaat dlm sehari-semalam (peristiwa dialog ni tejadi dgn Nabi Musa a.s).
BAB 2: Wanita Menghilangkan Kotoran Dari Tubuh Orang yg Shalat Penjelasan: Hadits ni menjelaskan tentang menghilangkan kotoran dari tubuh orang yg shalat, dikarenakan kotoran tersebut disebabkan ada seseorang yg meletakkannya. Apabila hal ni terjadi maka shalat seseorang itu adlh sah dan tak batal. Kejadian ni pernah dialami oleh Nabi kita Rasulullah SAW ketika lagi shalat kaum kafir Qurasy menaruh kotoran di antara kedua bahu beliau, lalu diketahui oleh anak beliau Fatimah Az-Zahra kemudian Fatimah membersihkannya hingga Rasulullah selesai shalat dan kemudian mendo’akan para kafir Qurasy itu ditimpakan kecelakaan. BAB IVPENUTUP
Hadits adlh segala sesuatu yg disandarkan kepada Rasulullah SAW baik itu perkataan (qauli), perbuatan (fi’li), dan penetapan beliau (taqrir). Para sahabat, tabi’in, dan tabi’ tabi’in, jg sangat memperhatikan untk menjaga hadits-hadits Nabi dan periwayatannya dari generasi ke generasi yg lain, karena mempunyai pengaruh yg besar terhadap agama. Mereka selalu mengajak untk mengikuti cara hidup dan perilaku Rasulullah. Keteladan mereka kepada Rasulullah sangat luar biasa sehingga tak pernah bertanya tentang sebab / musabab dari perbuatan beliau. Seperti inilah perhatian para salaf terhadap sunnah Rasulullah SAW. Periwayatan hadits masih tetap menjadi suatu kemulian bagi para sahabat dan para pendahulu kita demi menjaga warisan Nabi , “Ilmu ni akan dibawa oleh orang-orang yg adil dari tiap pendahulu, mereka menolak penyelewengan orang yg melampaui batas, panutan orang-orang yg batil, dan penakwilan orang-orang yg bodoh”[4] Untuk menjaga keotentikan hadits Rasulullah kemudian hadits mulai dibukukan pd abad ke-2, dan puncak ke emasannya pd pertengahan abad ke-3 yaitu dgn lahirnya tokoh periwayat hadist Bukhari dan Muslim. Pada abad ni ditandai dgn lahirnya kitab-kitab hadits shahih karya Imam Bukhari dan Muslim yg telah di susun dlm bab-bab sesuai dgn pembahasan, salah satu pembahasannya tentang bab shalat. Kitab shalat ni terdiri dari 109 bab dan 143 hadits. Dalam kitab shalat ni jg dibahas secara khusus tentang bab sutrah orang yg shalat (pembatas bagi orang yg shalat),
[1]Manna Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Qur’an, (Terj), Mifdhol Abdurrahman, Cet 3, (Jakarta: Pustaka Kautsar, 2008). Hal. 19-21. [2]Diriwayatkan oleh Al Uqaili, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Abdi Barr. [3]Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hazar Al-Asqalani, Mukhtasar Shahih Muslim, (Terj), Amiruddin, Cet 4, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006). Hal 2-3. [4]Diriwayatkan oleh Al Uqaili, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Abdi Barr.
0 Response to "[RENUNGAN] Kitab Shalat (Pembahasan Hadits Pertama dan Hadits terakhir)”"
Post a Comment