This site uses cookies from Google to deliver its services, to personalize ads and to analyze traffic. Information about your use of this site is shared with Google. By using this site, you agree to its use of cookies. Learn More

[Pertanyaan] Kontrakdiksi Ucapan Tokoh-tokoh Islam Liberal

Kontrakdiksi Ucapan Tokoh-tokoh Islam Liberal
Oleh: Akmal Sjafril || Twitter: twitter.com/malakmalakmal

Saya mulai dgn sebuah pertanyaan dari seorang teman: “Kenapa yg membantah Islam liberal justru kebanyakan orang sains?” Jawaban saya simpel saja: “Karena orang sains terbiasa mendeteksi kontradiksi”. Saya gunakan sebuah soal matematika sebagai contoh: Apakahx^2 / x = x? (x^2 maksudnya x pangkat 2). Banyak orang menjawab: “Ya,x^2 / x = x.” Tapi bagi orang yg sudah lulus mata kuliah kalkulus, harusnya paham bahwa persamaan ni inkonsisten di x = 0. Jika x = 0, maka x^2 / x TIDAK SAMA dgn x. Sebab nol dibagi nol tak sama dgn nol. Inilah cara mendeteksi inkonsistensi. Matematika bukan cuma soal rumus, tapi soal logika berpikir. Untuk mengecek konsistensi sebuah persamaan, Anda tak harus memasukkan ribuan angka sebagai nilai x. Tidak perlu memasukkan x = 1, lalu mengecek nilai x^2 / x, lalu x = 2, x = 3, x = 1000, x = -1, x = -2, dan seterusnya... Kelamaan! Tapi dgn nalar, kita cukup mengecek konsistensi persamaan di x = 0. Eh, ketemu inkonsistensinya! Kalau ketemu satu titik saja inkonsistensi, maka persamaan tersebut sudah salah. Tidak perlu dicek seribu titik. Makanya, dlm kalkulus, ada persamaan yg ditulis: f(x) = / x; x tak sama dgn 0. Kalau begini, persamaannya benar. Lha, kok jadi ngomongin kalkulus? Sabar! Logika memang harus diresapi.

Menghadapi bebek-bebek liberalis kadang memang njelimet. Rujukannya seolah-olah banyak, makanya ada jg yg mentalnya jatuh duluan. Padahal, untk mengecek inkonsistensi mereka, mudah saja kok. Tidak mesti mengecek semua rujukan juga.
Kontrakdiksi Ucapan Tokoh-tokoh Islam Liberal

Sekarang mari kita lihat tweet @idetopia (tokoh Islam liberal) berikut. Jika ada yg berbicara soal ‘hormati perbedaan’ tapi omongannya begini, jelas kelihatan kontradiksi-nya. Kita tak perlu mengecek rujukannya yg canggih-canggih. Cukup cari satu saja bukti bahwa ia tak hormati perbedaan.
Kontrakdiksi Ucapan Tokoh-tokoh Islam Liberal

Beralih ke tokoh Islam liberal lainnya, yaitu Saidiman Ahmad. Kalau ada yg mengaku rasional tapi logikanya begini, jelas sekali kontradiksinya. Kita tak perlu mengikuti argumennya yg berpanjang lebar. Ambil saja satu contoh, cukup untk membuktikan inkonsistensinya. Seputar caci maki yg biasa dilakukan oleh kalangan Islam liberal, silakan cek kesini. Tentang pujian Saidiman Ahmad (tokoh Islam liberal) terhadap paganisme, cek kesini.
Bagi orang sains, logika Islam liberal memang tak pernah bisa dicerna. Atau lebih tepatnya tak berlogika sama sekali. Tidak logis, misalnya, ada mahasiswa baru belajar fiqih sebentar saja sudah bisa memaki Imam Syafi’i. Tidak logis pula kiranya jika ada yg kuliah perbandingan agama 4 semester lalu berkata semua agama benar. Apa mungkin belajar semua agama itu cukup 4 semester? Kapan risetnya, kok bisa simpulkan semuanya benar?
Nah, tapi ada jg yg bilang agama Islam pun gak logis padahal dia mengaku Muslim! Lha, yg gak logis siapa? Ulil Abshar (tokoh Islam Liberal) misalnya, mengatakan bahwa azab Allah kepada kaum Nabi Nuh a.s sangat berlebihan. Lalu kenapa menyembah Allah? Atau Al-Qur’an-nya yg salah? Lalu mengapa kadang-kadang masih merujuk pd Al-Qur’an? Makin ngotot Ulil Abshar berkilah, yg kelihatan inkonsisten justru dia sendiri. Mungkin karena gak belajar Kalkulus Silakan baca hujatan Ulil terhadap azab Allah disini: Memahami Kitab-kitab Suci Secara non-Apologetik
Ada jg yg bilang: “jangan gunakan perspektif agama sendiri untk menilai agama lain!” Lalu pakai perspektif apa? Apa logika ni masuk akal? Kita harus pakai perspektif orang untk menilai orang lain? Apakah supaya semuanya benar? Seorang mahasiswa pernah curhat ke saya bahwa dosennya jg bilang begitu. Dosennya berkata “Kalau menilai Kristen, gunakan perspektif Kristen!” Saya suruh mahasiswa itu untk bilang ke dosennya: “Kalau bapak menilai jawaban UTS saya, pakai perspektif saya dong!” Dengan demikian, semua mahasiswa dpt nilai 100 karena semua jawaban benar menurut perspektif masing-masing. Nah lho! Logika pak dosen inkonsisten, kelihatan deh kontradiksi-nya. Gampang kan?
Para orientalis dulu memang hobi menyerang Al-Qur’an, misalnya, dgn berpegang pd Bibel. Dalam Al-Qur’an ada cerita soal Nabi Ibrahim a.s, misalnya. Kata orientalis, ceritanya gak akurat. Sebab, menurut mereka, yg akurat itu versi Bibel. Ya boleh-boleh saja sih mereka pakai Bibel sebagai acuan. Masalahnya, di kemudian hari, mereka sendiri yg menyadari bahwa Bibelnya banyak kontradiksi. Nah lho! Sementara itu, umat Muslim masih lapang-lapang dada saja dgn Al-Qur’an, sebab Al-Qur’an itu laa rayba fiihi. Laa rayba fiihi ni buat yg beriman lho ya, buat yg mempertanyakan azab Allah kayak Ulil Abshar mah gak tau deh.
Sudah sejak dulu para cendekiawan Muslim mempelajari agama lain dgn perspektif Islam. Contohnya ada Kitab Al-Milal wa al-Nihal karya asy-Syahrastani yg membahas berbagai aliran dan sekte agama. Tapi dlm bahasan itu, gak pernah asy-Syahrastani bilang “semua agama benar”. Beliau meyakini Islam yg haq, yg lainnya bathil. Keimanan beliau konsisten dgn isi bukunya. Berbeda dgn orang yg ngotot disebut Muslim tapi kerjanya menyalahkan Islam terus, mengkritisi Al-Qur’an, dan lain-lain.
Beriman tapi sekaligus meragukan? Atau beriman tapi gonta-ganti perspektif? Itu kontradiksi namanya! Jika yg dilihat hanya kulitnya, maka kesimpulannya ‘mereka sama-sama menilai agama lain dgn perspektif agama sendiri.’ Padahal, penggunaan perspektif secara konsisten itu biasa dlm dunia akademis, justru aneh jika perspektifnya gonta-ganti. Hanya manusia tak berprinsip yg melakukan demikian.
Semoga kita terhindar dari logika njelimet yg ujung-ujungnya cuma kontradiksi. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin...
Sumber: storify.com/malakmalakmal

source : http://instagram.com, http://dailymotion.com, http://www.lampuislam.org

0 Response to "[Pertanyaan] Kontrakdiksi Ucapan Tokoh-tokoh Islam Liberal"

Post a Comment

Contact

Name

Email *

Message *